Selasa, 23 Juni 2009

IPNU & IPPNU Diminta Gantikan PMII untuk Pengkaderan Mahasiswa NU

Senin, 22 Juni 2009 16:49
Brebes, NU Online

Gayung bersambut. Kritik Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi, atas macetnya pengkaderan NU di tingkat mahasiswa oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), mendapat dukungan dari Khofifah Indar Parawansa.

Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU itu bahkan meminta Ikatan Pelajar NU dan Ikatan Pelajar Putri NU dapat menggantikan posisi PMII dalam melakukan kaderisasi di tingkat mahasiswa. Kampus atau perguruan tinggi sudah semestinya menjadi bidang garapan IPNU dan IPPNU.

Hal itu disampaikan Khofifah di hadapan sekira 2.500 peserta Kongres IPNU dan IPPNU di Pesantren Al Hikmah 2, Brebes, Jawa Tengah, Senin (22/6) siang. Menurut dia, kader muda NU di perguruan tinggi, dewasa ini banyak yang tidak mengenal paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

Ia mengaku prihatin pada pola kaderisasi generasi muda NU di lingkungan kampus. “Sekarang mahasiswa cerdas yang lahir dari tradisi NU di perguruan tinggi melimpah, namun belum tergarap optimal. Mereka sebenarnya butuh partner (teman) untuk berdiskusi,” tegas Khofifah.

Mantan ketua Pimpinan Cabang IPPNU Surabaya itu mengaku sangat khawatir dengan tidak terawatnya kader NU di kampus-kampus ternama. “Banyak mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi ternama, khususnya jurusan eksakta, tidak mempunyai teman untuk menunjukkan eksistensi. Maka, mereka direkrut oleh KAMMI, Hizbut Tahrir, PKS dan organisasi lain,” tandasnya.

Maka, imbuh Khofifah, organisasi kader NU harus siap mengintensifkan strategi pengkaderan di kampus. “Kalau perlu, IPNU dan IPPNU harus siap masuk ke kampus. Karena, PMII yang selama ini sebagai organisasi kader bagi mahasiswa, tidak begitu diminati mahasiswa di kampus umum,” pungkasnya.

Ia juga menyatakan prihatin dengan sikap dan gerakan kader PMII yang tidak konsisten memperjuangkan nilai Aswaja. “Banyak kader PMII yang sudah mulai meninggalkan tradisi nahdliyin. Apakah mereka masih layak ‘dititipi’ (menjaga dan melestarikan tradisi) tahlil?”.

Khofifah berpesan agar IPNU-IPPNU siap berjuang melakukan kaderisasi intensif di pesantren dan kampus. “Kalau kita tidak memperhatikan pengkaderan di kampus, ratusan ribu kader NU di perguruan tinggi akan berpindah organisasi,” pintanya. (ziz)



courtessy : www.nu.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar