Minggu, 13 September 2009

« Nuzulul Quran














Misteri Lailatul Qodar Dari Sisi Ilmiah

Manfaatkan malam Ramadhan untuk memperluas ilmu dan membangun keyakinan

Mengapa Ramadhan?

Dalam Islam kita mengenal adanya 4 bulan suci, yaitu Dzulka’idah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Ramadhan yang berarti panas pun tidak termasuk sebagai bulan suci. Mengapa Ramadhan dipilih untuk puasa sebulan penuh?

Dalam ilmu astronomi, Radiasi Matahari memiliki siklus 11 tahunan.



Tahun 2007 sendiri merupakan akhir dari siklus ke 23 sejak pengamatan pertama pada abad 18.




Bumi dilindungi Magnestosphere, sehingga dampak badai radiasi bukan terjadi pada sisi bumi yang menghadap matahari (siang hari).



Saat badai radiasi matahari datang, dampaknya terasa pada bagian bumi yang membelakangi matahari (malam hari).



Radiasi di malam hari mempengaruhi tingkat getaran otak.



Radiasi dan gravitasi bulan purnama meningkatkan permukaan air laut dan kehidupan makhluk laut di malam hari. Juga menarik air dalam membran otak dan lebih menggetarkan sel-sel otak. Getaran sel otak menggambarkan tingkat kesadaran dan aktivitas otak.

Umat muslim dianjurkan puasa sunnah 3 hari “shaumul biidh” pada saat terang bulansetiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan-bulan Hijriyah dan menghidupkan malam-malamnya.

Tingkat radiasi bervariasi 0-100,000 dan di skala S1-S5 oleh NOAA.



Berdasarkan pengamatan, radiasi sebesar 1000 MeV particles s-1 ster-1 cm-2 terjadi 10 kali dalam satu siklus 11 tahunan, atau terjadi setiap 13 bulan sekali. Radiasi sebesar 1000 MeV particles s-1 ster-1 cm-2 ini digolongkan dalam skala S3, dan mulai berbahaya bagi manusia sebesar 1 chest x-ray.

Radiasi dengan siklus 11,7 bulan (1 tahun hijriyah) adalah sebesar 800 MeV particles s-1 ster-1 cm-2



Mengarah pada hipotesa malam Lailatul Qadar

Mengarah pada hipotesa malam Lailatul Qadar

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan
(QS Al Qadr 97:3)



Building Block …

* Siklus satu tahunan (hijriyah) bernilai 1000 x bulan purnama
* Malam yang nilainya 1000 bulan purnama adalah Lailatul Qadr
* Lailatul Qadr terjadi di bulan Ramadhan
* Jadi siklus badai matahari yang berulang setiap satu tahunan (hijriyah) terjadi setiap bulan Ramadhan

Itulah sebabnya…

* Sejarah para nabi menunjukkan bahwa mereka senang merenungkan hakekat kehidupan, bertapa, pada setiap bulan Ramadhan.
* Secara umum wahyu-wahyu tentang ajaran agama yang membutuhkan tingkat pemahaman yang tinggi, banyak yang diturunkan di malam-malam bulan Ramadhan.
* Penataan ayat-ayat Al Quran ke dalam surat-surat seperti yang tersaji saat ini, dilakukan Nabi Muhammad pada malam-malam bulan Ramadhan.
* Umat muslim diajak untuk menghidupkan malam-malam di bulan Ramadhan
* Lebih utama adalah i’tiqaf di masjid pada 10 malam terakhir, pada malam-malam sebelum dan setelah Lailatul Qadr

“Three in One” di bulan Ramadhan

* Untuk bisa mengaji malam Ramadhan dibutuhkan energi ekstra
* Kenyataannya puasa siang hari bukanlah menyebabkan tubuh kekurangan / kehabisan energi
* Justru puasa menghemat energi tubuh 10% karena tidak digunakan untuk mencerna makanan
* Energi yang dihemat ini sangat membantu pemahaman pelajaran di malam hari
* Three in One di bulan Ramadhan
1. Efektif memahami Al Quran di malam hari
2. Detoksifikasi dan Manajemen Energi di siang hari
3. Kembali fitrah setelah berpuasa 28 hari berturut-turut

Manfaatkan malam-malam Ramadhan

* Untuk dapat dengan mudah memahami makna kehidupan secara komprehensif dan benar, manfaatkan keenceran otak di kesunyian malam Lailatul Qadr
* Untuk mendapat pemahaman lebih luas, malam-malam di sekitar Lailatul Qadr juga oke (10 malam terakhir Ramadhan)
* Lebih oke lagi kalau dimulai malam pertama Ramadhan, mumpung siangnya berpuasa
* Hasil renungan malam ini harus dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari
* Nikmat hidup akan diperoleh jika kita berkontribusi positif kepada kehidupan dunia dengan berserah diri kepadaNya
* Nikmat kehidupan akhirat akan diperoleh bila kita mampu selalu menikmati dan mensyukuri kehidupan dunia

Andai ada kekurangan,
semata karena kedangkalan ilmu.
Andai ada yang kurang berkenan,
semata karena awam berkomunikasi.
Mohon maaf atas segala kelemahan.
Semoga bermanfaat
source : auliamuttaqin.wordpress

Kamis, 10 September 2009

Para Ulama Keluhkan Liberalisme di Kalangan Anak Muda NU

MUNAS DAN KONBES NU
Para Ulama Keluhkan Liberalisme di Kalangan Anak Muda NU
Kamis, 27 Juli 2006 23:40

Surabaya, NU Online
Faham liberalisme yang belakangan ini menghinggapi fikiran anak muda NU dikeluhkan oleh para ulama dalam silaturrahmi di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Ajaran baru tersebut dinilai sudah melenceng dari ajaran ahlusunnah wal jamaah yang menjadi dasar dari ajaran NU.

Masalah kaderisasi yang buruk diduga sebagai salah satu penyebab para anak muda NU tersebut menyerap pemikiran-pemikiran luar tersebut. “Banyak anak muda NU yang sudah terlepas dari kebodohan tapi belum pinter beneran,” tandas KH Hasyim Muzadi.

Sebelumnya dalam rapat pleno PBNU Kamis Sore, Hasyim mengingatkan agar seluruh jajaran PBNU berhati-hati dalam menjalin kerjasama dengan funding dari luar negeri.Kalau dalam kaitan dengan penanggulangan bencana atau pengembangan pendidikan, bias diterima, tapi kalau pengembangan wacana tertentu, lebih baik ditolak saja,” tandasnya.

Banyaknya anak muda NU yang mengusung ide-ide liberalisme dengan icon Jaringan Islam Liberal (JIL) tersebut menyebabkan citra NU dimasyarakat menjadi kurang baik. NU dianggap tidak mampu melakukan upaya untuk membendung arus liberalisme tersebut.

Disisi lain, akibat dari pengaruh globalisasi, terdapat juga beberapa golongan dalam tubuh Nahdlatul Ulama yang cenderung menjadi konservatif. Beberapa lulusan pesantren banyak yang menjadi kader LDII atau Ahmadiyah.

Pulangkan Mahasiswa dari Iran

PBNU saat ini tengah berupaya memulangkan 4 orang mahasiswa pasca sarjana yang dikirimkan ke Iran tahun lalu untuk belajar di Qum University. Satu orang sebelumnya telah pulang karena tidak kerasan dengan situasi kehidupan keagamaan yang ada di negeri tersebut. Saat ini keempat mahasiswa yang tersebut sedang mengkonsentrasikan diri belajar bahasa Persia.

“Dengan belajar bahasa Persia, kan ada yang didapat dari sana. Selanjutnya mereka akan dikirimkan untuk belajar di negera lain,” tandas Hasyim. (mkf)


courtessy : www.nu.or.id