Jumat, 12 Juni 2009

Awas pemurtadan Generasi Muda

Jumat, 12 Juni 2009 12:58
Cilegon, NU Online


Akhir-akhir ini banyak kalangan menilai bahwa strategi pemurtadan bisa terjadi akibat sistem yang diterapkan pemimpin negeri ini. Yaitu melalui pinjaman luar negeri yang akan menimbulkan kemiskinan untuk masyarakat sendiri.

Aset-aset ekonomi bangsa pun lama-kelamaan akan dijual untuk membayar utang. Jelas ini dapat menyengsarakan masyarakat, dan dengan mudah dihasut untuk pindah agama.

Maka, untuk membentengi akhlak serta moral generasi bangsa dari pengaruh budaya Barat, diperlukan peningkatan pelajaran agama Islam baik dalam pendidikan sekolah formal maupun non-formal, terutama untuk pencerdasan dan pemahaman agama sejak dini.

Demikian terungkap dalam Seminar Anti Pemurtadan yang digelar Ikatan Keluarga Masjid Al-Muta’allimin FT Untirta Cilegon, di aula kampus setempat, Rabu (10/6).

Ketua panitia pelaksana Erik Muttaqin mengungkapkan, angka pemurtadan di Indonesia tergolong tinggi. Selain lemahnya pengetahuan tentang Islam, kondisi ekonomi masyarakat juga diduga kuat sebagai penyebab pindahnya agama seseorang.

"Kami berupaya memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran Islam serta strategi mempertahankan keimanan umat Islam khususnya remaja di Cilegon-Banten. Ini kami lakukan untuk mencegah pemurtadan yang kerap terjadi akibat iming-iming sembako kepada masyarakat kurang mampu. Kondisi ini kerap kami jumpai di beberapa daerah," kata Erik seraya menjelaskan, dalam seminar pihaknya mengundang Ketua Forum Anti Kristenisasi Indonesia (FAKTA) Abu Deedat Syihab.

Dalam paparannya, Abu Deedat Syihab mengatakan, pemurtadan di kalangan remaja bisanya terjadi ketika menjalin hubungan atau berpacaran dengan lawan jenis yang berbeda agama. (zen)

courtessy : www.nu.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar