Jumat, 19 Juni 2009

Barisan Muda NU Siap Hadapi Malaysia

Jakarta, NU Online
Koordinator Barisan Muda Nahdhlatul Ulama (BMNU), Maksum Zuber siap mengerahkan massa untuk menggalang relawan guna menghadapi konfrontasi dengan Malaysia, termasuk soal konflik Blok Ambalat demi mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"BMNU siap mengerahkan dan sekaligus menggalang anggotanya untuk menghadapi Malaysia," katanya saat ditemui wartawan di Jakarta, Jumat (5/6).

Menurutnya, sikap Malaysia yang suka memancing-mancing konfrontasi dinilai sudah keterlaluan. Bahkan bukan kali ini saja Malaysia melanggar wilayah kedaulatan NKRI. "Sungguh menyakitkan rakyat Indonesia sikap dan tindakan Tentara Nasional Diraja Malaysia itu, mereka bahkan memprovokasi," katanya.

Pihaknya, kata Maksum menginginkan agar pemerintah dan DPR mengambil langkah tegas dengan melayangkan sikap protes ke Kedubes Malaysia di Jakarta. "Kita mendukung sikap Pemerintah yang melayangkan sikap protes, mereka harus diperingatkan," ucapnya.

Disinggung mengenai langkah DPR yang ingin menemui PM Malaysia, Maksum meragukan langkah DPR bisa menemui pemimpin negeri Jiran tersebut. Alasannya masalah blok Ambalat adalah urusan G to G, Bukan urusan parlemen. "Saya tak yakin anggota DPR bisa bertemu dengan PM Malaysia tersebut, karena ini urusan G to G," tambahnya.

Namun demikian, kata Maksum lagi, BMNU menghargai sikap DPR yang cukup responsif terutama terhadap pelanggaran wilayah NKRI. "Saya hargai sikap DPR yang ingin melindungi NKRI," jelasnya.

Seperti diketahui, Entah ragu atau kecewa dengan sikap pemerintah yang kurang cepat mengambil tindakan soal konflik blok Ambalat, DPR Indonesia segera menggendakan bertemu dengan pemerintah Malaysia.

"Iya, Senin 8 Juni 2009 beberapa anggota dewan akan ke Malaysia. Ada lima orang yang akan pergi yaitu Yusron (Ihza Mehendra), Hepi (Bone Zulkarnaen), Andreas (Hugo Pareira) dan dua lainnya saya lupa," kata Dedi Djamaludin Malik.

Lima anggota DPR tersebut, menurut aggota DPR dari FPAN ini, akan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Pertemuan tersebut rencananya akan membahas seputar permasalahan kasus sengketa Ambalat.

"Khususnya mengenai klaim wilayah perbatasan Ambalat yang diklaim sebagai wilayah teritorial negara Malaysia dan percepatan perundingan dari permasalahan Ambalat tersebut," terangnya. (ant/mad)


courtessy : www.nu.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar