Kamis, 27 Agustus 2009

Wahabi, Hanya bisa Hidup di Negara Demokrasi tapi Tolak Demokrasi

PENDIDIKAN KADER DAKWAH LDNU
Wahabi, Hanya bisa Hidup di Negara Demokrasi tapi Tolak Demokrasi
Kamis, 27 Agustus 2009 13:52

Jakarta, NU Online
Ada sikap tidak konsisten yang ditunjukkan oleh kelompok Islam garis keras atau golongan wahabi dalam mensikapi bentuk pemerintahan. Dimana-mana, mereka selalu mendengungkan penolakan terhadap demokrasi, padahal keberadaan mereka hanya diakui di negara-negara yang menganut demokrasi.

“Di Timur Tengah, mereka dikejar-kejar, akhirnya mereka lari ke Barat yang menggunakan sistem demokrasi. Mereka bisa hidup di Indonesia karena disini berasaskan Pancasila dan demokrasi. Apa yang menghidupi mereka, dikutuk sendiri,” kata Ketua PBNU Masdar F Mas’udi dalam acara pendidikan kader dakwah LDNU di gedung PBNU, Jakarta, Kamis (27/8).

Di negara yang secara tegas menggunakan sistem Islam, kelompok-kelompok ini berusaha ditekan. Tak usah jauh-jauh, di Malaysia, kelompok Wahabi menghadapi tantangan berat. “Di Malaysia, kelompok Wahabi ditangkap,” tandasnya.

Kini, disaat ramai diperbincangkan tentang pengawasan kegiatan dakwah oleh kepolisian, kelompok yang biasanya tak pernah menyuarakan tentang kebebasan berpendapat ini berteriak bahwa hal ini melanggar kebebasan beragama karena merasa kepentingannya terancam. Sikap seperti ini menurutnya menunjukkan sebuah kemunafikan.

Setuju Pemantauan

Masdar juga menyatakan setuju dengan adanya pemantauan terhadap kegiatan dakwah karena kalau materinya terkait dengan permusuhan, hal ini tidak ada kaitannya dengan agama.

“Jangan mengatasnamakan agama dengan menggunakan Qur’an dan Hadist, lalu semuanya menjadi halal,” jelasnya.

Dijelaskannya, sebagian masjid di daerah perkotaan, kini khutbahnya juga disampaikan dengan ajakan untuk melakukan agitasi dan memprovokasi orang lain sehingga seolah-olah setelah selesai jum’atan, jamaah diminta untuk membenci fihak lain.

Dakwah menurutnya harus mendorong terjadinya kebaikan dan disampaikan dengan cara yang baik-baik.

Upaya pengawasan menurutnya merupakan usaha untuk menangkal sejak dini potensi terjadinya upaya menyebar kebencian kepada fihak lain. Organisasi Islam moderat seperti NU tak perlu khawatir dengan hal ini karena tak akan mengganggu keberadaan dakwah yang dijalankannya. (mkf)

courtessy : www.nu.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar