Jumat, 10 April 2009

IPNU Minta Caleg Peduli Pendidikan

Selasa, 17 Maret 2009 

SEMARANG - Untuk mewujudkan bangsa yang maju, maka hal penting yang diutamakan adalah pendidikan. Demikian juga Indonesia, jika pingin maju, pendidikanlah yang dijadikan prioritas. Dalam masa kampanye ini, sangat minim calon legislatif (caleg) yang mengkampanyekan pendidikan berkwalitas. Oleh sebab itu, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) meminta agar para caleg peduli terhadap pendidikan. Demikian disampaikan M Rikza Chamami, Pjs Ketua Umum IPNU Pusat saat menghadiri Rapat Pimpinan PW IPNU Jawa Tengah di Kantor PWNU Jawa Tengah Jl Dr Cipto 180 Semarang, Ahad (15/3). 

“Kalau semua calon legislatif mau memperhatikan pendidikan, sudah barang tentu banyak orang yang simpati,” katanya.

Komitmen terhadap pendidikan harus diikrarkan sejak dini oleh caleg. Kalau tidak demikian, mereka akan lebih fokus pada urusan ekonomi dan politik. Padahal pendidikan lebih penting dari kedua hal tersebut. “Urusan pendidikan banyak terabaikan dalam pengambilan kebijakan legislative,” imbuhnya. 

Untuk mengantisipasinya maka semua pihak diminta untuk memberikan masukan positif bagi para caleg untuk komitmen membuat inovasi pendidikan.. Bahkan Rikza meminta agar caleg mau berikrar di depan publik untuk mengutamakan dalam memajukan pendidikan, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Satu hal yang positif adalah dengan terobosan program pendidikan murah berkualitas. Orang tua atau wali murid tidak perlu lagi membayar mahal uang sekolah/SPP karena sudah ditopang dengan dana subsidi pemerintah. Dan ini juga akan berakibat pada tumbuhnya sikap memiliki dari orang tua atau wali murid kepada sekolah. 

Konsep pendidikan yang ideal memandang cairnya komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua dan atau wali murid sebagai sesuatu yang amat berharga. Ini dikarenakan pihak sekolah tidak bisa bekerja sendiri dalam proses dan pencapain hasil pendidikan. Hal demikian ini sangat butuh perhatian para anggota dewan ketika sudah menduduki kursinya.

Ketika ada komitmen dari para anggota dengan terobosan pendidikan yang rapi, maka sekolah sangat perlu menyamakan persepsi, visi, misi, dan tujuan pendidikan dengan masyarakat yang telah menitipkan putra/putrinya di sana. Sebab begitu kompleknya kondisi sosial, ekonomi, maupun tingkat pendidikan masyarakat, sehingga pihak sekolah secara berkesinambungan dipandang perlu ikut serta secara aktif mendidik masyarakat agar benar-benar peduli pada proses pendidikan.

“Kita hanya berharap pada para pemimpin di masa depan, terutama politisi, untuk memulai dengan mencintai pendidikan” tegas Rikza. Kalau pendidikan menjadi primadona bagi politisi, maka Indonesia akan tumbuh SDM yang siap pakai.
 
IPNU berharap, Pemilu dengan sistem suara terbanyak ini menjadi pendidikan politik yang cukup berharga dalam membina demokrasi. Jauhnya kenyataan dari demokrasi ini bisa jadi disebabkan karena pendidikan politik yang buruk. 

Walaupun sejatinya pendidikan politik itu ada, tetapi yang buruk itulah yang berjalan dalam proses sejarah bangsa ini. Kenyataan ini sesungguhnya berlawanan dengan kehendak ideal pendidikan politik. Sebab kehendak ideal pendidikan politik adalah melahirkan demokrasi menjadi kenyataan empiris yang "membumi" pada setiap warga negara. Hingga warga negara terlibat dalam penjagaan demokrasi yang dihasilkan dari pendidikan politik. (mad)

courtessy : www.ipnu.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar